SUMEDANG, (PRLM).- Sejumlah masyarakat pembudidaya tanaman lidah buaya di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, menunggu pengembangan pemasaran komoditas tersebut, walau pun diketahui kebutuhannya untuk industri minuman dan kosmetik sangat tinggi. Masyarakat yang berminat membudidayakan tanaman lidah buaya dalam skala besar, memanti jaringan pembeli sebagai jaminan pemasaran komoditas ini, Menurut petani asal Cipeles, Muhamad Husen, Senin (16/8), banyak masyarakat sebenarnya tertarik mengusahakan lidah buaya, namun mereka tak mau "berjudi nasib" tanpa kehadiran pembeli yang sudah pasti. Namun pada sisi lain, tanaman-tanaman hortikultura diketahui semakin banyak dibutuhkan kembali, seiring bertumbuhannya industri-industri atau usaha produksi yang menggunakan kembali bahan-bahan alami. Karena belum terjalinnya agrobisnis antara pembudidayaan dengan jaringan pembeli, tanaman lidah buaya kini praktis hanya menjadi hiasan di halaman rumah atau sekedar pengisi kekosongan lahan. Padahal, banyak petani di Kec. Tanjungsari yang ingin mengoptimalkan lahan kebun yang dimiliki, melalui usaha agrobisnis yang mengusahakan tanaman-tanaman lebih berorentasi pasar lebih baik. Wilayah Kec. Tanjungsari dan sekitarnya sejak zaman kolonial diketahui sebagai salah satu daerah di Timur Bandung yang sangat kental usaha pertanian, terutama perkebunan dan hortikultura. Banyak masyarakat setempat berharap adanya pengembangan agrobisnis komoditas lain, disamping yang sudah ada yaitu tembakau, teh, susu sapi, dan bambu, sebagai upaya menggairahkan kembali usaha pertanian setempat seperti tahun 1980'an dahulu. (A-81/A-147) ***